UAS 1 PENGANTAR ILMU EKONOMI DAN INFORMASI KAMPUS ITBI MILENIAL MEDAN
Nama : Yurina Giawa
Kelas : pagi
Jurusan : sistem informasi
1. Demo buruh Ada Hubungannya dengan masalah Perekonomian yang ada, Yaitu Dengan Terjadinya Demo Buruh Maka Pendapatan Masyarakat Menurun di akibatkan Banyaknya karyawan yang Di PHK.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti menyebutkan hari ini nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah. Salah satunya disebabkan adanya aksi demonstrasi selama 2 hari.
* IHSG Melemah
* Stasiun Palmerah Lumpuh
2. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya secara alamiah melalui pencapaian kesejahteraan. Pemenuhan kebutuhan dapat berupa barang, jasa, sesuatu yang berwujud maupun sesuatu yang tidak berwujud.
Kebutuhan dapat ditutup dengan cara berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
kebutuhan dipengaruhi oleh tunrtuan hidup secara primer.
Ada juga Kebutuhan di pengaruhi oleh beberapa Faktor Yakni: jenis kelamin, tingkat pendidikan, lingkungan tempat tinggal, kemajuan IPTEK, tingkat pendapatan, status sosial, dan perbedaan selera.
Direktur Commercial Banking PT Bank HSBC Indonesia, Catherine Hadiman, menuturkan ekonomi Indonesia terus mengalami peningkatan. Peningkatan ekonomi Indonesia didukung oleh kenaikan harga komoditas, pertumbuhan global yang lebih kuat, peningkatan perdagangan internasional, serta kondisi moneter dan keuangan yang relatif akomodatif.
“Pertumbuhan ekonomi ini juga didukung oleh pemerintah Indonesia yang telah melakukan banyak hal untuk meningkatkan ekonomi dan mendanai proyek-proyek infrastruktur,"
Terjadinya Hal Demikian Karna Adanya Kerja Sama Sehingga membuat Keadaaan ekomomi indonesia Meningkat
4.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurs/ Nilai mata uang adalah
Inflasi
Factor yang pertama mempengaruhi nilai kurs ialah tingkat inflasi yakni penurunan nilai mata uang suatu negara atau dikenal pula dengan kenaikan harga barang dan jasa. Dalam pasar valuta asing perdagangan internasional barang atau jasa memiliki pengaruh terhadap pergerakan kurs valuta asing. Apabila terjadi kenaikan harga barang dan jasa maka berpengaruh terhadap daya beli dari barang atau jasa tersebut. Permintaan yang menurun mampu menjatuhkan nilai tukar mata uang sebuah negara. Jika daya beli barang atau jasa di negara tersebut terus meningkat maka permintaan akan mata uang tersebut juga naik dan mempengaruhi nilai tukarnya.
Kontrol Pemerintah
Nilai tukar mata uang juga bisa dipengaruhi oleh kebijakan yang dikeluarkan pemerintah negara itu sendiri. Misalnya saja melalui kebijakannya pemerintah bertujuan melakukan intervensi di pasar uang, menaikkan tarif bea masuk atau mengenakan pajak untuk barang ekspor. Hal ini menghambat perdagangan luar negeri sehingga mata uang di negeri sendiri bisa jatuh nilainya. Di Indonesia sendiri untuk mendongkrak barang dalam negeri pemerintah menerapkan tarif PPN 0 % untuk barang ekspor.
Aktivitas Neraca Pembayaran
Satu lagi factor yang mampu mempengaruhi nilai mata uang yakni aktivitas neraca pembayaran. Apabila ada kenaikan permintaan mata uang negeri sendiri dari pihak debitur asing maka nilai tukar mata uang kita juga akan meningkat. Untuk contohnya sendiri bisa seperti pemberlakukan tarif PPN ekspor, kuota perdagangan hingga pembatasan impor. Semakin banyak ekspor yang dilakukan maka semakin tinggi nilai tukar mata uang di negeri sendiri.
Tingkat Suku Bunga
Selain itu tingkat suku bunga juga bisa mempengaruhi nilai mata uang suatu negara. Tingkat suku bunga ini mempengaruhi arus modal internasional sebab jika suku bunga naik maka masuknya modal di dalam negeri akan cenderung naik pula. Suku bunga ini akan mempengaruhi penilaian bank ketika melakukan transaksi di pasar modal.
Tingkat Pendapatan
Adapun faktor internal yang mempengaruhi nilai mata uang kita seperti tingkat pendapatan di dalam negeri. Laju pertumbuhan pendapatan yang lemah akan membuat nilai mata uang di negeri sendiri ikut menurun. Rendahnya pendapatan akan menurunkan daya beli akan barang dan jasa di dalam negeri. Padahal pendapatan riil dalam negeri akan mampu meningkatkan permintaan valuta asing.
Hutang
Hutang negara juga sangat mempengaruhi nilai mata uang suatu negara. Apabila nilai hutangnya besar maka akan memicu inflasi dan bisa berimbas pada defisit anggaran. Apalagi jika terjadi gagal bayar maka juga berimbas pada pelemahan mata uang di negara tersebut. Hal ini berdampak pada kestabilan politik dan ekonomi di negara tersebut.
Rumah tangga berpenghasilan tinggi biasanya memiliki MPC yang lebih rendah. Ketika penghasilan mereka naik, mereka akan menabung lebih banyak, misalnya, dengan menginvestasikannya dalam bentuk saham atau surat utang. Alasannya, dengan pendapatan yang ada, mereka telah mampu memenuhi kebutuhan mereka dan sudah memiliki sebagian besar barang yang mereka inginkan.
Sebaliknya, MPC biasanya tinggi untuk rumah tangga berpendapatan rendah. Ketika mereka mendapatkan penghasilan tambahan, mereka cenderung mencurahkan lebih banyak porsi untuk konsumsi subsisten.
6. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KONSUMSI ADALAH
- Pendapatan.
- Perkiraan harga dimasa mendatang.
- Harga barang yang bersangkutan.
- Iklan.
- Ketersediaan barang dan jasa.
- Selera.
- Mode.
- Jumlah keluarga.
MR = TR’
MR = 150 - Q
Dan biaya marginal (MC) merupakan turunan pertama dari TC, dimana diketahui TC = ⅓Q³ - 13Q² + 250Q+250
MC = TC’
MC = Q² - 26Q + 250
Keuntungan atau laba maksimum terjadi saat MR = MC, maka
MR = MC
150 - Q = Q² - 26Q + 250
150 - 250 = Q² - 26Q + Q
-100 = Q² - 25Q
-100 = Q(Q - 25)
-100 = Q
Dan untuk
-100 = Q - 25
-100 + 25 = Q
-75 = Q
Untuk jumlah output Q = -100, Maka nilai TR :
TR = 150Q - 0,5Q²
= 150(-100) - 0,5(-100)²
= -15.000 - 5.000 = -20.000
Dan nilai TC nya :
TC = ⅓Q³ - 13Q² + 250Q + 250
= ⅓(-100)³ - 13(-100)² + 250(-100) + 250
= -1.000.000/3 - 130.000 - 25.000 + 250
= -488.083,33
Tingkat laba maksimum atau kerugian minimum yang diperoleh :
Laba/rugi = TR - TC
= -20.000 - (-488.083,33)
= 468.083,33
Untuk jumlah output Q = -75, Maka nilai TR :
TR = 150Q - 0,5Q²
= 150(-75) - 0,5(-75)²
= -11.250 - 2.812,5 = -14.062,5
Dan nilai TC nya :
TC = ⅓Q³ - 13Q² + 250Q + 250
= ⅓(-75)³ - 13(-75)² + 250(-75) + 250
= -140.625 - 73.125 - 18.750 + 250
= -232.250
Tingkat laba maksimum atau kerugian minimum yang diperoleh :
Laba/rugi = TR - TC
= -14.062,5 - (-232.250)
= 218.187,5
Jadi tingkat laba maksimum yang diperoleh perusahaan adalah saat output (Q) sebanyak -100 unit.
10. Dik : Perekonomian Makro Sbb:
Sewa Tanah : Rp 9.250
Upah dan Gaji : Rp 15.000
Konsumsi : Rp 18.000
Bunga Modal : Rp 3.500
Pengeluaran Pemerintah: Rp 14.000
Ekspor : Rp 12.500
Impor : Rp 7.250
Keuntungan : Rp 12.000
Investasi : Rp 4.500
Dit : Berdasarkan Data Tersebut Hitunglah pendapatan nasional melalui
A. Pendekatan pendapatan
B. Pendekatan Pengeluaran
Jawab : A. Pendekatan Pendapatan
Y = R+W+I+P
Y = Rp9.250+Rp15.000+
Rp3.500+Rp+12.000
Y = Rp 39.750
B. Pendapatan Pengeluaran
Y= C+G+I+(X-M)
Y = Rp18.000+Rp14.000+Rp4.500
+ (Rp12.500 - Rp7.250)
Y = Rp 39.750
Komentar
Posting Komentar